Serangan terhadap para pembela tanah dan lingkungan kembali meningkat!
Dalam laporannya berjudul “Last Line of Defence”, Global Witness mencatat 227 orang dibunuh karena memperjuangkan tanah dan lingkungannyapada tahun 2020—setara dengan rata-rata lebih dari empat orang meninggal dalam seminggu. Angka ini sekali lagi memecahkan rekor sebagai tahun paling berbahaya bagi orang-orang yang mempertahankan rumah, tanah, mata pencaharian, dan ekosistem yang penting bagi keanekaragaman hayati dan iklim.
Namun, data tentang pembunuhan ini tidak menangkap skala sebenarnya dari masalah. Di beberapa negara, situasi yang dihadapi para pembela HAM sulit untuk diukur sebab adanya pembatasan pers atau tidak terjadinya pemantauan independen terhadap serangan kepada pembela lingkungan sehingga tidak adanya laporan. Sengketa lahan dan kerusakan lingkungan, dua penyebab mendasar yang menonjol di balik aktivisme masyarakat, juga sulit dipantau di negara-negara yang tengah berkonflik. Selain pembunuhan, banyak pembela dan komunitas juga mengalami ancaman kematian, pengawasan, kekerasan seksual, atau kriminalisasi, dan upaya-upaya lainnya yang dilakukan untuk membungkam mereka.
Baca lebih lengkap laporan tersebut dengan mengklik link berikut ini.
*Artikel terkait laporan ini juga dipublikasikan dalam website Global Witness.